Taukah Kamu, Berikut Keutamaan Puasa Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Arahberita.co.id — Di sepuluh hari pertama bulan terakhir Hijriah ini, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan ibadah puasa.
Sebab, bulan ini bukan saja termasuk dalam asyhurul hurum, tetapi juga ada hadits Nabi Muhammad saw yang menyatakan keutamaan puasa di bulan tersebut.
Dikutip dari laman nu.or.id, setidaknya, ada tiga keutamaan berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut, yaitu.
Dilipat Gandakan Pahala
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya.
Hal ini sebagaimana disebut dalam hadits Rasulullah saw.
“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).
Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan.
Penghapusan Dosa
Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun.
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil.
Hari Pembebasan Dari Siksa Neraka
Termasuk keutamaan hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari ini dibanding hari-hari lainnya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim).
Waktu Puasa Sunnah Dzulhijjah Waktu pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah adalah pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah.
Khusus tanggal delapan dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal sembilan dinamakan puasa Arafah.
Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain.