Taukah Kamu, Berikut Aturan Penggunaan Pengeras Suara di Negara Muslim
Arahberita.co.id — Pengeras suara dalam aktivitas agama tidak dilarang berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama yang diterbitkan pada 18 Februari 2022.
Hal itu disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Agama Anna Hasbie.
Bahkan Anna menyebutkan bahwa tidak ada satu poin pun dalam edaran tersebut yang melarang penggunaan pengeras suara dalam beragam aktivitas keagamaan, baik di masjid dan mushollah.
Pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid atau mushollah, kata Anna Hasbie, tidak hanya ada di Indonesia. Peraturan sejenis juga diterapkan di beberapa negara, antara lain Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Malaysia, Uni Emirat Arab, Turki, dan Suriah.
Arab Saudi, misalnya, menerbitkan edaran agar volume azan dan iqamah tidak melebihi sepertiga dari volume penuh pengeras suara. Mesir sejak 2018 juga memberlakukan pengaturan pengeras suara di masjid karena dinilai terlalu kencang.
Sebagaimana Indonesia, Bahrain juga menerbitkan imbauan penggunaan pengeras suara. Untuk azan, menggunakan pengeras suara. Sedangkan pelaksanaan beragam ibadah Ramadhan menggunakan pengeras suara dalam.
Di Selangor, Malaysia, azan dan bacaan Al-Quran menggunakan pengeras suara luar. Sedang ceramah dan pembelajaran dibatasi hanya pada lingkungan masjid dan mushollah.
Sementara di Uni Emirat Arab (UEA), ada imbauan agar volume pengeras suara azan masjid tidak melebihi 85 desibel, lebih kecil dari Indonesia (100 desibel).
Di Turki, penggunaan pengeras suara diperbolehkan saat azan dan khutbah shalat Jumat. Volume azan dan khutbah masjid juga tidak terlalu keras.
Di Suriah, ada juga aturan bahwa penggunaan pengeras suara luar hanya untuk azan. Sementara Khutbah Jumat atau pengajian, menggunakan pengeras suara dalam.
sumber : kemenag.go.id