HEADLINE

Gus Baha Kisahkan Ratapan Bumi tatkala Ada Orang Soleh Meninggal

Arahberita.co.id— Dalam sebuah pengajian Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah menyatakan jika ada orang soleh meninggal maka bumi akan menangis.

Menurut Gus Baha, bumi meratap karena kehilangan, dan kekurangan sosok yang terbiasa sujud di tempatnya.

Soleh yang dimaksud Gus Baha, bebas, bisa soleh sejak kecil, soleh baru-baru, soleh dadakan, atau soleh sejak lahir.

“Nek wong soleh ninggal, soleh mulai anyar opo dadakan nek mati bumi iku nangis, bumi nangis mergo kurang utowo kalong wong sing biasa sujud,” kata Gus Baha dalam Youtube short,@arrumidesain88.

Gus baha menggambarkan betapa kehilangannya bumi saat orang soleh tersebut diambil pemliknya untuk menghadap Allah SWT, bumi terus meratap.

“Ya Allah gusti, biasane wonten tiang niko biasa sujud teng gene kulo. Seniki sampun mboten enten, tiang rajin ibadah menika. Seniki sampun panjenengan pundut. Sing enten beduak-beduak (Orang berperilaku negatif) damel narkoba, ngefly, macem-macem,” ujar Gus Baha.

Seperti diketahui, dalam tradisi Islam, terdapat keyakinan yang menyatakan bahwa ketika seseorang yang sangat soleh atau bertakwa meninggal dunia, alam semesta merasakan kehilangan yang besar.

Dalam beberapa narasi keagamaan, ada gambaran bahwa bumi menangis saat orang soleh meninggal. Ini merupakan metafora untuk menyampaikan betapa berharganya individu tersebut di mata Allah SWT dan betapa besar pengaruhnya bagi dunia ini.

Kehadiran mereka, dengan amal kebaikan dan kebaktian mereka kepada Allah dan sesama, membawa berkah dan kedamaian bagi lingkungan sekitar, sehingga kepergiannya meninggalkan kesedihan yang dirasakan oleh bumi dan alam semesta.

,Berbalik dengan bumi yang menangis, langit menurut Gus Baha, justru senang dengan adanya kematian orang soleh tersebut.

Lantaran orang soleh ini sudah ditunggu lama oleh langit.

“Langit suneng, seneng,” kata Gus Baha.

Langit pun menyampaikan erimakasih kepada Allah. “Gusti maturnuwun, gusti, orang itu sudah saya tunggu lama sekarang sudah diangkat ke tempat kami. Diangkat ke langit maksudnya,” ujar Gus Baha.

Jadi jika ada orang soleh dan berperilaku baik meninggal dunia, bumi akan menangi karena merasa kehilangan, sedang langit senang, karena sosok tersebut sudah ditunggu langit.

“Ono wong soleh ninggal, bumi nangis langit sueneng,” tandas Gus Baha.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button